Real Masjid: Masjid Inspiratif yang Menarik Kaum Muda
Sejarah berdirinya Real Masjid bermula dari sebuah event islami bernama Muslim United 0.1 yang diselenggarakan di Masjid Gedhe Kauman. Selanjutnya, diadakan kembali Muslim United 0.2 di Masjid Jogokariyan, yang juga mendapat sambutan baik dari masyarakat, terutama kaum muda. Namun ketika pandemi melanda pada 2019, event ini berpindah ke format daring dan berganti nama menjadi “NGANGENI”, melibatkan sekitar 700 masjid dan menjangkau 21.000 peserta secara online.
Dengan tagline zero maksiat, Real Masjid menerapkan prinsip bahwa jika ada marbot (petugas masjid) yang melakukan perbuatan tidak baik, maka semua akan terkena imbasnya. KOMPASIANA Para marbot yang direkrut biasanya masih muda, yaitu sekitar usia 19–20 tahun. Penerimaan marbot dilakukan secara terbuka melalui seleksi yang dikenal dengan Real Marbot Academy. Di dalam struktur marbot, terdapat baik pria maupun wanita — jumlahnya berkisar 40-an laki-laki dan 30-an perempuan. KOMPASIANA Banyak dari mereka berasal dari NTB.
Menurut salah satu marbot bernama Bintang, Real Masjid awalnya (pada 2019) hanya menawarkan fasilitas ibadah dasar seperti shalat dan tadarus. Belakangan, aktivitas masjid berkembang dengan kegiatan yang lebih sosial, seperti pembagian sayur gratis. Pada suatu waktu, para pengurus bertanya kepada para ibu-ibu yang menerima sayur gratis: “Ibu, apakah sudah bisa membaca Al-Qur’an?” Ternyata sebagian besar belum. Dari sinilah muncul gagasan GUSBAHA (Gerakan Hapus Buta Huruf Aksara Al-Qur’an), yang diselenggarakan setiap Selasa dan Ahad pagi dari jam 08.00–10.00 khusus untuk ibu-ibu.
Untuk melibatkan bapak-bapak, Real Masjid menggunakan pendekatan yang sesuai minat mereka, yakni berupa olahraga pingpong. KOMPASIANA Selain itu, ada juga kajian gaya anak muda bernama STARDAYNITE, diselenggarakan setiap Sabtu dengan konsep yang santai, menyenangkan, dan menghindari suasana membosankan. Setelah kajian, biasanya tersedia makanan gratis dari stand di sekitar masjid.
Menariknya, Real Masjid juga berfungsi sebagai tempat singgah bagi musafir — menyediakan makan gratis, perlengkapan mandi, hingga tenda sebagai tempat tidur. Mahendra, salah satu marbot, menyatakan bahwa meskipun fasilitas terbatas, mereka berusaha memaksimalkan pelayanan bagi jamaah yang datang ke masjid.
Sejak tahun kedua keberadaannya, Real Masjid juga menjalankan program Warmindo Gratis (dulu di
kenal sebagai dapur gratis). Program ini menyajikan makan gratis tiga kali sehari (pagi, siang, malam) dengan sistem self‑service (prasmanan).
Sumber:
Artikel asli “Real Masjid Jadi Salah Satu Masjid Inspiratif yang Banyak Digemari Kaum Muda”, Kompasiana, ditulis oleh Abyan Zidan Pratama (23 Desember 2022).


